Sabtu, 31 Desember 2011

Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar




1.      Latar Belakang Masalah
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
            Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
           Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
           Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
          Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan,        namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD tidak berjalan seecara optimal.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah bagaimana peran guru kelas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar?

Pengertian Bimbingan Konseling
            Seiring dengan berkembangnya perkembangan dalam kajian keilmuan, definisi bimbingan memiliki banyak perubahan, damun tidak demikian dengan esensinya yaitu proses pemberian bantuan . Muro & Kottman (Nurihsan, 2003:  11) memaparkan bahwa bimbingan yang berkembang saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan bersifat edukatif, pegembangan dan outreach. Menurut Crow & Crow (M.Surya, 1998: 45) bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang indvidu dari setiap usia untuk menolongnya, mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat oilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri. Selanjutnya,  Natawidjaja (1987:   37), mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia dapat sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Berdasarkan pendapat para ahli tentang konsep bimbingan dan konseling maka bimbingan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya banyuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi masalah masalah yang dihadapi nya, (Syaodih, 2008  1.6)
            Pada era pendidikan sekarang ini, bimbingan pada peserta didik sangat lah penting dan merupakan kewajiban dari pihak guru sebagai konselor para siswa nya. Institusi seperti sekolah harus mempunyai program bimbingan konseling nya masing-masing agar jelas dan juga dapat di implementasikan pada peserta didiknya.

Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling di SD

     Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut:
  • a.    Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.
  • b.    Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
  • c.    Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
  • d.     Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.
  • e.    Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
  • f.     Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
  • g.     Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
  • h.    Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
  • i.     Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.
  • j.    Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab, guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
          Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif.proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.

1. tindakan preventif di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
a.  kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalh hidup,mudah terbentuk            dan masih akan banyak mengalami perkembangan.
b.  orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
c.  masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melai8nkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.

2. kesiapan disekolah dasar
Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid

 
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Berdasarkan beberapa penjelasan dan pemaparan bimbingan konseling pada bab sebelum nya, sekolah selaku institusi pendidikan harus menyadari pentingnya bimbingan dan konseling pada anak. Maka dari itu sekolah dituntut untuk mempunyai dan menjalankan program dari bimbingan konsleling secara berkelanjutan.
Bedasarkan hasil observasi penulis di SDN Galunggung diperoleh informasi dari wali kelas 6a,  Ibu Maya SPd bahwa sekolah tersebut menggunakan pendekatan krisis dalam melaksanakan bimbingannya.  Pendekatan krisis sendiri artinya suatu pendekatan bimbingan yang di arahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah (Nurihsan, 2003 : 27-28). Bimbingan di serahkan kepada setiap wali kelas nya masing-masing yang selanjutnya akan di laporkan kepada kepala sekolah SD tersebut. Beberapa langkah yang digunakan untuk menghadapi permasalahan belajar siswa diantara nya :
1.Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini narasumber melakukan proses pemanggilan anak yang bersangkutan ataupun teman dekatnya untuk memperoleh informasi awal masalah yang sedang dihadapi oleh anak didiknya.
2.Analisis Masalah
Dalam tahap ini Narasumber melakukan analisis masalah yang mungkin di hadapi anak tersebut dalam jangka waktu tertentu. Nara sumber mengamati tingkah laku siswanya apakah sering atau hanya saat itu saja

3.Diagnosis
Nara sumber melakukan suatu diagnosa dan mencari penyebab masalah tersebut.
4.Prognosis
Setelah mendiagnosis penyebabnya , Nara sumber kemudian mencari berbagai alternatif  pemecahan masalah.
5.pelaksanaan bantuan
Setelah diperoleh penyebab dan pemecahannya , Nara sumber kemudian melakukan layanan bimbingan kepada anak yang mempunyai masalah tersebut. Pelaksanaan bantuan ini berupa pemberian nasehat kepada anak tapi jika cara itu belum mampu mengatasi masalah maka Nara sumber mendatangi rumah orang tua siswa untuk sharing dan mencari pemecahan masalah bersama-sama dengan orang tua siswa.
Dengan langkah-langkah tersebut narasumber menyatakan bahwa siswa yang mempunyai masalah dapat diberikan bantuan secara tepat, sehingga tidak menggangu kegiatan belajar mengajar.
Menurut pendapat penulis pendekatan krisis ini sebaiknya dipadukan dengan pendekatan preventif. Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa. jadi pembimbing tidak hanya dapat memecahkan masalah atau memberikan bantuan tetapi juga pembimbing dapat mencegah permasalahan itu muncul dengan cara memberkikan informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah tersebut.